Jumat, 23 Mei 2014

PENGEMBANGAN MEMBACA ANAK MENGGUNAKAN FLASHCARD


Selama ini, pendidikan anak usia dini, tidak diperkenankan adanya pelajaran membaca, karena merujuk pada teori psikologi Piaget beranggapan bahwa pada usia di bawah 7 tahun anak belum mencapai fase operasional konkret. Fase itu adalah fase, dimana anak-anak dianggap sudah bisa berpikir terstruktur. Sementara itu, kegiatan belajar membaca sendiri didefinisikan sebagai kegiatan yang memerlukan cara berpikir terstruktur, sehingga tidak cocok diajarkan kepada anak-anak usia dini yang masih berusia balita.

Namun pada kenyataannya di lapangan, anak-anak dituntut mampu membaca sebagai syarat kelulusan pendaftaran di yang lebih tinngi, yaitu sekolah dasar. Untuk itu bila tidak diajarkan membaca sejak dini, kemungkinan anak tidak bisa lulus seleksi masuk sekolah dasar. Sebenarnya topik pelajaran bukanlah persoalan yang akan menghambat seseorang, pada usia berapapun, untuk mempelajarinya. Syaratnya hanyalah mengubah cara belajar, disesuaikan dengan kecenderungan gaya belajar dan usianya masing-masing sehingga terasa menyenangkan dan membangkitkan minat untuk terus belajar.

Glenn Doman menjadi pelopor dalam pengembangan metode belajar membaca dan matematika bagi anak-anak usia dini.  Glenn Doman adalah contoh lain pendobrak teori perkembangan Piaget. Glenn Doman berhasil membantu menyembuhkan orang-orang yang mengalami cedera otak melalui flash card (Fatoni, 2009). Doman hanya merekomendasikan pembelajaran membaca 45 detik per hari. Sehingga kemungkinan anak-anak merasa terbebani karena metode itu sangatlah kecil. Tidak mengherankan jika anak-anak usia 2 atau 3 tahun pun sudah mahir membaca dan juga menjadi sangat suka serta tentu saja tidak menolak untuk belajar membaca dengan pendekatan tersebut.

Flashcard sering dikenal dengan sebutan education card. Flashcard adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania (Domba, 2009). Flash Card adalah kartu belajar yang efektif untuk mengingat dan menghafal 3 x lebih cepat (Elexmedia, 2009). Flashcard pada dasarnya adalah kartu bergambar yang membantu anak belajar mengingat dan menghafal. Karena tujuan dari metode ini adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini.

Dengan peningkatan fungsi otak kanan, maka mempunyai fungsi luar biasa seperti : Photographic memory, speed reading, listening, automatic mental processing, mass-memory, multiple language acquisition, computer-like math calculation, creativity in movement, music and artdan intuitive insight. Metode Flash card sendiri sudah sangat terkenal di negara-negara maju dan terbukti sangat efektif untuk mengajarkan anak membaca di usia yang sedini mungkin. Maka, guru harus segera memberikan stimulasi-stimulasi kepada anak, sehingga perkembangan otaknya, baik kiri maupun kanan bisa tumbuh dengan seimbang.




TAHAPAN PERKEMBANGAN MEMBACA ANAK

Untuk mengajarkan kemampuan membaca pada anak TK, guru perlu mengetahui tahapan perkembangan kemampuan membaca pada anak. Menurut Cochrane Efal (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:



1. Tahap Fantasi (Magical Stage)Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku. Kadang anak juga suka membawa-bawa buku kesukaannya. Pada tahap ini orang tua hendaknya memberikan model atau contoh akan arti pentingnya membaca dengan cara membacakan sesuatu untuk anak, atau membicrakan tentang buku bersama anak



2. Tahap Pembetukan Konsep Diri (Self Concept Stage)Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku. Orang tua perlu memberikan rangsangan dengan jalan membacakan buku pada anak. Berikan akses pada anak untuk memperoleh buku-buku kesukaannya.



3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal. Orang tua perlu membacakan sesuatu kepada anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada anak melalui lagu atau puisi. Dan berikan kesempatan membaca sesering mungkin.



4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain. Pada tahap ini orang tua masih harus membacakan sesuatu pada anak. Namun jangan paksa anak untuk membaca huruf demi huruf dengan sempurna.



5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas. Orang tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak. Tindakan tersebut dimaksudkan dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya. Bantu anak memilih bacaan yang sesuai.



Huruf dan kata-kata merupakan suatu yang abstrak bagi anak-anak, sehingga untuk mengenalkannya guru harus membuatnya menjadi nyata dengan mengasosiasikan pada hal-hal yang mudah diingat oleh anak. Pertama kali mengenalkan huruf biasanya guru memusatkan hanya pada huruf awal suatu kata yang sudah di kenal anak. Dan agar tidak ada kesan pemaksaan “belajar membaca” pada anak maka harus dilakukan dengan menyenangkan.



Sebelum mengajarkan membaca pada anak, dasar-dasar kemampuan membaca atau kemampuan kesiapan membaca perlu dikuasai anak terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui apakah anak sudah siap diajarkan membaca.

Kemampuan kesiapan membaca yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan membedakan auditorial.Anak-anak harus memahami suara-suara umum di lingkungan mereka. Mereka harus memahami suara yang dihasilkan oleh konsonan atau vokal.

2. Kemampuan diskriminasi visual.

3. Kemampuan membuat hubungan suara-simbol.

4. Kemampuan perseptual motoris.

5. Kemampuan bahasa lisan.

6. Membangun sebuah latar belakang pengalaman.

7. Interpretasi gambar.

8. Progesi dari kiri ke kanan.

9. Kemampuan merangkai.

10. Penggunaan bahasa mulut.

11. Pengenalan melihat kata.

12. Lateralisasi.

13. Koordinasi gerak.



Tanda-tanda kesiapan membaca:

1. Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan?

2. Apakah anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan jelas?

3. Apakah anak sudah dapat mengingat kata-kata?

4. Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?

5. Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca?

6. Apakah anak sudah dapat membedakan bunyi dengan baik?



Banyak metode yang bisa diterapkan dalam upaya mengenalkan huruf diantaranya metode bercerita, tanya jawab serta permainan dengan kartu bergambar.



Sourche:-Nurbiana Dhieni, (2005) Metode Pengembangan Bahasa : Jakarta, UT-Depdiknas (2000), Permainan Membaca dan Menulis : Jakarta.

FLASH CARD ITU APA SIH ?




  1. Pengertian Flash Card

Flashcard sering dikenal dengan sebutan education card. Flashcard adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania (Domba, 2009). Gambar-gambar pada flashcard dikelompok-kelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan sebagainya.

Flash Card adalah kartu belajar yang efektif untuk mengingat dan menghafal 3 x lebih cepat (Elexmedia, 2009). Kartu ini mempunyai dua sisi, sisi depan dan sisi belakang. Sisi depan tertulis judul bab, istilah, gambar, pertanyaan atau pernyataan yang perlu diingat. Sementara sisi belakang tertera mind map, definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian. Namun, tidak semua kartu dalam flashcard seperti di atas, karena flashcard pada dasarnya adalah kartu bergambar yang membantu anak belajar mengingat dan menghafal. Karena tujuan dari metode ini adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini.



  1. H.      Penggunaan Flash Card

Dalam menggunakan flashcard untuk belajar membaca anak, perlu diketahui kunci keberhasilan menggunakan flashcard sebagai education card. Kunci keberhasilan pengenalan melalui flashcard (Zakir, 2010) adalah :

  1. Repetition. Mengucapkan dan mengulangi huruf atau kata pada flashcard dengan lantang dan jelas, tidak terlalu lembut. Dan lebih baik lagi bila susunan kartu yang guru kenalkan benar-benar diingat atau dibagian  belakang kartu bisa diberi nomor sehingga pengulangannya sempurna, tidak acak. Maksud repetition adalah, misalnya hari ini mengenalkan “grapes – banana – peas – apple” maka next session yang di ulang juga susunanannya diusahakan sama yaitu “grapes – banana – peas – apple” dan seterusnya. Setelah lebih dari 3 hari, untuk anak yg sudah bisa bicara ujung-ujung belakang kata, tanya ke mereka, ini apa ya? Dan setelah sudah “khatam” baru boleh diacak.

  2. Gunakan target. Jangan kenalkan macam flashcard secara bersamaan. Contoh: 1 minggu kenalkan dan tamatkan seri kartu A, minggu depan tamat kartu B dan selanjutnya. Siapkan waktu 20-40 menit per sesi.

  3. Menciptakan suasana bermain namun serius dan tetap harus menyenangkan.

  4. mematikan televisi, silent hp, bila perlu tutup pintu kelas saat kegiatan ini dilakukan, supaya anak fokus.

  5. Melihat kesiapan anak untuk belajar. Apakah mereka siap untuk belajar atau tidak. Bila anak rewel, mengantuk, lapar, maka sesi belajar akan sangat tidak menyenangkan.

Tentunya semua sesuai kemampuan anak dan keyakinan guru bahwa anak mampu menangkap dan menerima pelajaran dan pengenalan yang disampaikan.



  1. I.         Keuntungan Penggunaan Flash Card bagi Pengembangan Membaca Anak Usia Dini

Flash card adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara menunjukkan gambar secara cepat untuk memicu otak anak agar dapat merima informasi yang ada di hadapan mereka, dan sangat efektif untuk membantu anak belajar membaca, mengenal angka, mengenal huruf di usia sedini mungkin. Adapun manfaat dari metode Flashcard antara lain (Kaskus, 2010) adalah :

1.         Anak akan dapat membaca pada usia sedini mungkin.

2.         Mengembangkan daya ingat otak kanan.

3.         Melatih kemampuan konsentrasi anak.

4.         Memperbanyak perbendaharaan kata dari anak.

Dengan peningkatan fungsi otak kanan, maka mempunyai fungsi luar biasa seperti :

1.        Photographic memory

2.        Speed reading, listening

3.        Automatic mental processing

4.        Mass-memory

5.        Multiple language acquisition

6.        Computer-like math calculation

7.        Creativity in movement, music and art

8.        Intuitive insight

Begitu luar biasanya fungsi dari otak kanan, sementara hampir seluruh kehidupan masyarakat, baik mulai dari sekolah sampai dengan kegiatan sosial sehari-hari hanya menekankan pada kemampuan otak kiri. Sistem pendidikan dan masyarakat juga saat ini hanya menfokuskan pada kemampuan otak kiri saja. Perkembangan otak kanan seakan-akan ditinggalkan begitu saja sejak anak masuk ke Sekolah Dasar.

Dalam hal ini bukan berarti kegunaan otak kiri tidak penting, otak kiri sangatlah penting, tetapi perkembangan otak kanan tidak bisa diabaikan, artinya diperlukan keseimbangan kemampuan kedua belah otak, supaya kecerdasan anak berkembang dengan maksimal, dan otak kanan dari anak juga ikut dikembangkan sebelum anak terjun ke dunia otak kiri di sebagian besar hidupnya nanti.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan otak kanan, antara lain dengan image trainingvisualisasi, termasuk juga dengan permainan Flash card ini.

Metode Flash card sudah sangat terkenal di negara-negara maju dan terbukti sangat efektif untuk mengajarkan anak membaca di usia yang sedini mungkin. Maka, harus segera memberikan stimulasi-stimulasi kepada anak, sehingga perkembangan otaknya, baik kiri maupun kanan bisa tumbuh dengan seimbang.


Kamis, 22 Mei 2014

TEST KESIAPAN MEMBACA ANAK

Merujuk dari riset yang dilakukan oleh Prof. Linda Lavine thd anak usia 3-5 th tentang pemahaman anak thd simbol. Didapat kesimpulan bahwa anak melalui 2 tahapan sebelum mencapai taraf yang dikatakan sebagai SIAP.

Berikut ini tahapan kesiapan yang akan dilalui anak sebelum mencapai taraf yang dikatakan siap.

Tes kesiapan membaca pd anak usia 2th. Jk Anda termasuk org yg skeptis terhadap pandanga bahwa rata2 anak usia 2th benar2 tdk bisa diajari membaca maka lakukan eksperimen berikut ini. Berikan anak2 ini kartu yang sebagian berisi gambar dan sebagian lagi bertuliskan huruf. Mintalah anak Anda untuk meletakkan kartu yg memuat tulisan di atas tangan Anda, dan sisanya yg berupa gambar diletakkan di dalam kotak. Perhatikan, berapa jumlah kartu yang diletakkan di tempat yang tepat.

Rata2 anak usia 2th tidak mampu membedakan mana huruf dan mana gambar. Eit tapi jangan pukul rata ya, anak2 dengan kecerdasan logika yang tinggi biasanya lulus tes ini di usia 2th bahkan bs memulai belajar membaca. Tapi jika Anda menemukan anak Anda kesulitan membedakan gambar dan huruf, maka JANGAN AJARI DIA MEMBACA dan lakukan tes ini 4 bulan mendatang SAMPAI ANAK ANDA TIDAK LAGI MELAKUKAN KESALAHAN DALAM MEMBEDAKAN HURUF DAN GAMBAR.

Ketika anak Anda bisa melewati tes ini, selanjutnya lakukan pengujian thd pemahaman sang anak thd simbol. Anak yg hafal huruf belum tentu memahaminya.

PAHAM dan HAFAL adalah 2 HAL YANG BERBEDA

Mungkin Anda menemukan seorang anak yg hafal rumus matematika tp ketika diminta mengerjakan soal yang berbeda dg contoh yang diberikan guru maka dia tidak bisa mengerjakan. INILAH CIRI KHAS ANAK YANG HAFAL TAPI TIDAK PAHAM RUMUS YANG DIHAFALNYA.

Hafal dan paham adalah 2 hal yang berbeda. Begitu juga ktk belajar simbol atau huruf. Anak yang hafal huruf tapi tidak memahaminya akan seringkali melakukan kesalahan sbb:

Contoh ktk dia hafal 5 kartu pd ABACA yaitu kartu a, ba, ca, fa, ga dan kita beritahu teknik membaca dengan cara menggabungkan 2 kartu shg membentuk kata seperti “a ba, ga-ca, ba-ba, dll” sampai dia paham teknik membaca ini dan lancar dengan 2 suku kata yg dijejerkan.

Setelah dia memahami teknik membaca lakukan tes berikut, tambahlah kartu2 tsb sehingga membentuk kata spt “ba-ga-ca, ga-ba-a” dll, jika anak Anda kehilangan kemampuan mengidentifikasi huruf2 tsb berati anak Anda termasuk pd kategori anak hafal tapi tidak paham.

Dan ciri khas lain anak hafal tapi tidak paham itu mudah lupa dg huruf yang dipelajarinya. Sebagai contoh Anda memberikan 5 kartu yang telah dihafal, lalu Anda tambah lagi 2 kartu baru untuk dihafal, maka yang terjadi memori membaca dia menjadi kacau thd 5 kartu yang sblmnya dia hafal. Artinya anak ini kehilangan “jejak” penyimpanan memori huruf yang telah dipelajarinya. Anak jenis ini, sebaiknya diberikan tantangan yg ringan. Jk dia udah hafal 5 kartu maka tambah 1 kartu baru lagi sampai dia benar2 menghafalnya dg baik. JANGAN BERIKAN BEBAN YANG TIDAK BISA DILAMPAUINYA.

Jika Anda menemukan ciri2 yang saya sebutkan di atas, maka hanya ada 2 pilihan bagi orangtua yaitu JIKA ANDA TIDAK SABAR maka HENTIKAN PROSES BELAJARNYA dan lakukan pengecekan pemahaman anak Anda pada 3 atau 4 bulan berikutnya.

Proses kesiapan tidak ditentukan semata2 oleh usia. Akan tetapi pendekatan materi atau ilmu yang ada pada ABACA flashcard sangat membantu anak2 yang belum siap belajar untuk belajar mengidentifikasi simbol. ABACA sangat halus pendekatannya sehingga JIKA DITERAPKAN PADA ANAK YANG SIAP BELAJAR MEMBACA DAN MEMAHAMI SIMBOL, yg terjadi adalah ANAK BISA MEMBACA DALAM WAKTU SANGAT SINGKAT bahkan ada yg lulus 1 seri HANYA DALAM WAKTU SEMALAM (testimoni kezia). Tapi Anda harus memahami konsep yg disebut sebagai anak yang telah SIAP tadi sebelum menggunakan ABACA agar hasilnya memuaskan.

Berikut ini testimoni dari Bunda Tesa Kayla yang memiliki putri bernama Kayla berusia 3,7 th tapi sudah bisa membaca kata sederhana setelah menggunakan ABACA. Menurut Bunda Tesa ini yang selama 8 th mengajar membaca dengan menggunakan berbagai flashcard dan buku, beliau ini belum menemukan sebuah metode yang lebih cepat membantu anak menguasai materi membaca seperti ABACA. Ini adalah sebuah bukti bahwa ABACA dirancang sesuai psikologi dan kebutuhan anak, dengan pendekatan yg amat halus shg anak2 yang mengenalnya tidak merasa sedang belajar ktk bermain ABACA. Ketika anak kecanduan game ABACA peningkatan konsentrasi belajarnya akan meningkat drastis sesuai dg riset yang dilakukan oleh Jaak Panksepp, Ph.D thd anak2 ADD.
Apakah anak 2 tahun sudah bisa diajari membaca? Cara Mengetes Kesiapan Anak Anda!

Banyak ibu yg mengirim wa/bbm/sms ke saya utk menanyakan apakah ABACA bs digunakan untuk anak usia 2th. Saya lebih suka para ibu menundanya daripada memberikannya ktk anak msh terlalu kecil, tapi harus ada alasan ilmiah kenapa penundaan itu lebih baik dilakukan.

Baiklah saya akan menyodorkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Profesor Linda Lavine dari Cortland State University di Cortland, NewYork. Dr. Lavine memerlukan waktu yang panjang untuk sampai pada kesimpulan yang akan saya beberkan nanti. Penelitian Dr. Lavine ini diawali oleh pertanyaan atas “kenapa anak2 usia dini bisa “membaca” merek sebuah produk, apakah mereka benar-benar membaca atau hanya “memorizing”?” Jangan tertipu, kemampuan anak usia dini “membaca” Burger King atau McDonald’s perlu dites ulang untuk meyakinkan bahwa kegiatan yg mrk lakukan itu memang membaca dan bukan mengenali merek saja.

Kapan Anak bisa Membedakan Huruf dan gambar, dan memutuskan bahwa “A” itu adalah simbol huruf dan bukan gambar? Kapan Sebaikanya Mengenalkan Simbol (huruf/angka)?

Sebelum sy sampaikan kesimpulan dari penelitian Dr. Lavine, saya akan mengajak Anda melakukan pengamatan sejenak pada anak Anda, agar Anda tidak tersesat. Pernahkah Anda menguji anak usia 2 tahun dengan menggunakan flashcard bergambar? Apakah Anda kadang menemukan kejanggalan spt “anak menyebutkan “ba” dengan kata balon, dan di waktu yg lain dia menyebutkan gambar balon dg “ba”.” Jika Anda menemukan fenomena seperti itu pd anak Anda mk ada 2 kesimpulan :
1. Anak Anda tidak mampu membedakan huruf dengan gambar dan menganggap sama antara “ba” dengan balon,dll.
2. Tunda dulu belajar membaca karena anak belum siap, kecuali anak Anda yang mengajak Anda bermain2 dengan simbol meskipun dia sendiri belum paham dan belum bisa membedakan gambar dengan huruf. Tp Anda TIDAK BOLEH MEMILIKI EKSPEKTASI BERLEBIH ktk hal ini terjadi.
Usia tidak menjadi patokan bahwa anak2 bisa diajari membaca, tapi memang terjadi sebagian anak memahami dan mampu membedakan simbol dengan gambar meskipun usianya 2th, tapi jumlah mereka SANGAT SEDIKIT dan tjd pada anak2 yang disebut jenius/memiliki kecerdasan logika tinggi.

Riset Dr Lavine tentang Anak2 usia 3-5 tahun dari Berbagai Negara dengan Melibatkan Berbagai Simbol.
Anak2 dalam riset Dr. Lavine diminta untuk membedakan kartu2 mana yang bertuliskan simbol dan kartu2 mana yang berupa gambar. Dan uniknya simbol yang ada pada kartu (flashcard) itu berisikan tulisan dari berbagai bahasa, ada tulisan A, tapi ada jg tulisan cina dan Yahudi. Dan inilah fakta yang membuat saya tercengang sekaligus takjub akan kemampuan anak2 ini.

Anak usia 3 tahun bisa membedakan tulisan yang sebenarnya (meskipun tulisan tersebut dalam bahasa Inggris ataupun Yahudi) bahkan Cina, mereka paham bahwa itu adalah simbol. Tingkat pemahaman mereka mencapai 86%.
Di usia 4 tahun mereka semakin bisa membedakan, hingga 90%
Di usia 5 tahun mereka semakin sempurna dengan nilai 96%. Amazing.
Tapi tunggu dulu, hal ini tidak menandakan jika mereka bisa membaca. Ketika disodorkan 3 kartu yaitu kartu A B E dan meminta mereka untuk membacanya, ternyata anak2 ini belum bisa melakukannya. TETAPI SEMUA ANAK MAMPU UNTUK MENYEBUTKAN GAMBAR, DAN TIDAK ADA ANAK DALAM RISET TSB YANG MENYEBUTKAN GAMBAR SEBAGAI TULISAN.

Bagaimana anak2 tsb bisa mengetahui bahwa tulisan Yahudi adalah suatu tulisan padahal anak yang dites belum pernah melihatnya sebelumnya? Kenapa dia tidak menyebutnya sebagai gambar? Inilah yang dinamakan kemampuan mengenali hal yang abstrak.

Sangat menakjubkan karena ANAK-ANAK INI TAHU DENGAN SENDIRINYA. Mereka dapat membedakan mana yg huruf dengan mengenali pola bentuk garis lengkung yang ada pada huruf. Anak-anak ini bisa disimpulkan telah banyak melihat tulisan dan mampu menganalisis pola pembentuk tulisan secara mandiri, TANPA PETUNJUK YANG EKSPLISIT.

NAH PERNAHKAH BUNDA MELAKUKAN RISET KECIL-KECILAN TERHADAP ANAK ANDA UNTUK MEMBEDAKAN MANA YANG GAMBAR DAN MANA YANG TULISAN? Jika Anak Anda belum mampu membedakan, LEBIH BAIK MENUNDANYA AGAR EKSPEKTASI ANDA TIDAK BERLEBIHAN ATAU MENIMBULKAN TEKANAN YANG TIDAK DIINGINKAN. KARENA SECARA ILMIAH ANAK ADALAH PENCARI POLA YANG TIDAK MENANTI UNTUK DIBERITAHUKAN MANA YANG MERUPAKAN HURUF DAN MANA YANG MERUPAKAN GAMBAR ATAU DESAIN.

Dan hebatnya lagi, anak2 ini bisa menemukan sendiri ciri yang membentuk huruf dan menggeneralisasi pengetahuan ini ke sistem tulisan!

Berikut ini saya contohkan anak2 usia 2 tahun, yang menurut riset rata2 belum mampu membedakan antara huruf dan gambar, tetapi anak2 ini LARUT dalam PERMAINAN ABACA dan MAMPU MENGENALI POLA TULISAN SEBELUM WAKTUNYA 

Meskipun beberapa customer ABACA ada yg sukses menggunakan produk ini di usia di bawah 3th akan tetapi saya TIDAK menyarankan pada orangtua untuk mengajarinya membaca SEBELUM MEREKA SIAP. KECUALI JIKA PERMAINAN YANG DILAKUKAN ANAK ADALAH MEMBEDAKAN MANA YANG GAMBAR DAN MANA YANG HURUF 

Berikut ini 2 anak ISTIMEWA yang KECANDUAN ABACA dan mampu memolakan huruf (mengenali sifat tulisan) meskipun usia mereka baru 2 tahun lebih sedikit.

Semoga memberi inspirasi bagi para Bunda,
Salam manis buat putra putri Anda


KENALILAH, KAPAN ANAK ANDA SIAP UNTUK MEMBACA?



Apakah Anak Anda SIAP UNTUK DILATIH MEMBACA ? 

Berikut ini CIRI-CIRI anak yang siap dilatih untuk membaca:
#Pertama. Anak memiliki KETERTARIKAN terhadap buku dan aktivitas membaca

#Kedua. Anak memiliki kemampuan MEMAHAMI SESUATU seperti mulai dapat mengungkapkan inti dari suatu cerita yang dibacakan

#Ketiga, Anak memiliki KESIAPAN berbahasa, meliputi : anak sudah dapat berbicara jelas dan di mengerti oleh orang lain, mampu mampu membuat kalimat yang terdiri dari 5-8 kata, memiliki banyak kosa kata baru dan memahami arti dari kosa kata tersebut, misalnya akan lebih mudah bagi anak untuk belajar bahwa susunan huruf ma-can akan berbunyi macan dan tahu apa artinya.

#Keempat, Anak memiliki KOORDINASI VISUAL MOTORIK YANG BAIK, seperti kemampuan menggunting, melempar, dan menangkap bola, mengaitkan tali sepatu, memasang kancing dan menulis.

#Kelima, Anak memiliki KEMAMPUAN PERSEPSIA, seperti 
a. membedakan warna, bentuk, dan ukuran.
Hal ini harus dimiliki anak sebelum dilatih membaca, karena dalam pelajaran membaca anak harus mampu membedakan bentuk- bentuk huruf dan membedakan mana huruf besar dan mana huruf kecil.
b. mengingat apa yang ia lihat karena belajar membaca meliputi mengingat huruf
c. membedakan bunyi dan mengingat bunyi, karena belajar membaca akan membedakan bunyi dan mengingat perbedaan bunyi tersebut.

#Keenam, Anak mampu MEMBEDAKAN KANAN dan KIRI
Jika anak tidak memiliki pengetahuan kanan kiri, maka anak akan mengalami kesulitan mengenali huruf. Ia akan tertukar mengenali mana b dan d, atau p dan q. Selain itu, anak bisa terbalik dalam membaca huruf dan kata, yang seharusnya dimulai dari kiri malah membaca dari kanan.
*Riset membuktikan bahwa anak- anak usia 4-6 tahun, masih sering terbalik dalam membaca huruf atau kata, bahkan sampai usia 7,5 tahun pun anak masih mengalami hal ini.


JADI, PASTIKAN ANAK- ANAK KITA MEMILIKI KESIAPAN UNTUK DILATIH MEMBACA DULU, BARU KEMUDIAN MULAI DILATIH MEMBACA DAN IBU JANGAN HANYA MEMENTINGKAN ANAK BISA MEMBACA TAPI JUGA BAGAIMANA MEMBUAT ANAK KITA GEMAR MEMBACA. JIKA ANAK GEMAR MEMBACA, MAKA IA AKAN MEMPEROLEH PENGETAHUAN YANG LUAS.


Duuuh, senangnya lihat anak kita senang membaca...





MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN KARTU BACA

Bahasa merupakan media komunikasi agar anak bisa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Bahasa dapat berwujud lisan, tulisan, gambar, ataupun isyarat. Salah satu bentuk perkembangan bahasa adalah membaca, dan kemampuan membaca anak dapat ditingkatkan dengan kartu baca.
Membaca sebenarnya merupakan kegiatan untuk menterjemahkan gambar atau simbol dalam bentuk suara yang terangkai dalam susunan kata- kata. Media untuk mengenalkan membaca pada anak, adalah kartu baca bergambar. 
Bagi anak, membaca dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengasah dan mengembangkan kemampuannya. Oleh karena itu menumbuhkan minat baca sejak dini pada diri anak-anak sangatlah penting untuk dilakukan.
Minat baca ini akan tumbuh, jika seorang anak memilki kemampuan membaca. Bila minat ini terus diasah dan dibiasakan, maka seiring proses, anak pun menjadi gemar membaca.

Pada kegiatan membaca terdapat istilah MEMBACA PERMULAAN dan MEMBACA LANJUTAN. Membaca permulaan merupakan tahap AWAL dalam belajar membaca yang difokuskan untuk MENGENAL SIMBOL atau TANDA yang berkaitan dengan HURUF-HURUF sehingga menjadi PONDASI agar anak dapat melanjutkan ke tahap membaca permulaan.

"Membaca lanjutan adalah anak tidak sekedar mengenal symbol atau tanda-tanda tapi sudah mempergunakannya untuk membaca kata atau kalimat sehingga anak memahami apa yang di bacanya. "

Membaca permulaan merupakan saat kritis dan strategic dikembangkannya kemampuan membaca tanpa teks yaitu membaca dengan menceritakan gambar situasional yang tersedia.
Pengembangan yang tepat pada membaca permulaan ini perlu sekali, biasanya yang paling cocok dan sesuai alarm anak yaitu membaca sambil bermain misalnya membaca menggunakan permainan kartu kata bergambar.

Adapun menurut Shodiq (1996: 126) menyatakan bahwa "Membaca permulaan merupakan tahap membaca permulaan yang lebih diarahkan kepada membaca".
Pada tahap membaca permulaan anak membaca huruf atau kata tidak lagi terlalu tergantung pada lingkungan tetapi pada saat tiba masa peka anak yaitu anak usia 6 tahun atau 7 tahun bagi anak normal. Pada tahap membaca ini kemandirian anak pada saat membaca mulai ada tetapi anak belum bisa di lepas sepenuhnya saat membaca kata atau kalimat untuk itu tahap ini masih perlu ada bantuan yang diberikan oleh guru atau orang tua kepada anak melalui berbagai latihan terbimbing.

Dengan demikian  dapat menyimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan tahap awal anak belajar membaca dengan focus ada pengenalan simbol-simbol huruf dan aspek-aspek yang mendukung pada kegiatan membaca lanjutan. Oleh karena itu pengajaran remedial pada membaca permulaan memiliki peranan penting untuk mengatasi kesulitan-kesulitan membaca yang dihadapi oleh anak.


Kartu Baca ABACA

Jumat, 16 Mei 2014

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA






Assalamualaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuhu,

Selamat Datang diblog saya "Agen Abaca Tegal", perkenalkan saya Dian Fithrianie; Agen Resmi Abaca Flash Card kota Tegal. Tujuan saya membuat blog ini, selain menyalurkan hobi menulis,juga memberikan informasi sepenuhnya mengenai kartu baca anak yang sedang menjadi 'trend center' beberapa tahun ini. Disamping juga menjadi ajang belajar menambah wawasan saya di bidang Pendidikan Anak Usia Dini.

Adalah bagian dari layanan Agen Resmi Abaca FlashCard, kami juga menyediakan penjualan riteil kartu baca Abaca, menerima pendaftaran reseller dan agen resmi abaca untuk perwakilan Abaca di wilayah tempat tinggal Anda. Bisnis kartu baca sangatlah menarik bagi saya. Setiap saat selalu muncul anak usia dini dengan berbagai karakteristiknya, banyak bermunculan sekolah- sekolah anak, serta adanya lulusan- lulusan keguruan yang pastinya membutuhkan kartu baca Abaca FlashCard ini. 
Sebuah peluang bisnis, bukan? Terutama bagi ibu rumah tangga yang ingin mendapat penghasilan tambahan.

Akhir kata, selamat membaca artikel dan info Abaca di blog ini, dan tentunya salam kenal selalu dari saya.

Dian Fithrianie
Agen Resmi AbacaFlashcard
08128-752-7777
pin 23ABF6DC